Trading Dengan Indikator Directional Movement Index (DMI)


Untuk melihat penguatan tren yang terjadi dalam market, indikator
directional movement index bisa (DMI) digunakan. DMI merupakan indikator
momentum yang dikembangkan J. Welles Wilder. Jika dilihat lebih lanjut, DMI
termasuk rangkaian indikator teknikal yang dibuat Wilder.





Selain DMI, Wilder juga mengembangkan indikator ADX dengan
fungsi yang berbeda. Meski begitu, dua jenis indikator ini kerap dipakai
bersama dengan maksud untuk saling melengkapi. DMI menunjukkan apakah arah pergerakan
tren naik turun, sedang ADX menunjukkan kekuatan pergerakan.





Untuk melihat penguatan tren yang terjadi dalam market Trading Dengan Indikator Directional Movement Index (DMI)
Sumber: thebalance.com




Dasar directional movement index





DMI termasuk indikator teknikal yang umumnya ditunjukkan di
bawah atau di atas chart harga. DMI dihitung dengan membandingkan range harga
terbaru dengan range harga sebelumnya. Hasilnya lalu disajikan dalam upward
directional index (+DI) dan downward directional index (-DI).





Indikator DMI mampu menghitung kekuatan dari pergerakan naik
dan turun lalu menyajikan hasilnya dalam bentuk garis penguatan tren, atau
disebut dengan average directional index (ADX). +DI dan –DI ditunjukkan dalam
dua garis terpisah, dan umumnya diberi warna hijau dan merah supaya mudah
dikenali.





Saat garis merah ada di atas garis hijau, ini bisa diartikan
kalau harga sedang turun. Sebaliknya, jika garis warna hijau ada di atas garis
warna merah, situasi ini mengartikan kalau harga sedang naik. Tapi jika +DI dan
–DI saling memotong satu sama lain, maka menunjukkan kalau tren tak pernah
terjadi, lalu harga bergerak secara sideway (menyamping).





ADX merupakan garis ketiga yang tampil dalam indikator yang
fungsinya menunjukkan seberapa kuat tren yang terjadi. Jadi, jika +DI dan –DI
membantu menyorot arah pergerakan, ADX akan fokus pada seberapa kuat tren naik
atau tren turun yang terjadi dalam chart.





Semisal ADX menunjukkan sinyal ada di atas angka 25, maka tren
sedang mengalami penguatan. Tapi jika ADX menunjukkan angka di bawah 25, ini
menunjukkan kalau tak ada penguatan tren dalam market. Harga lalu bergerak ke
samping, atau bisa juga disebut pelemahan tren.





Gambar di atas menunjukkan chart dengan durasi satu menit
dengan ADX dan DMI, termasuk +DI dan –DI. Dalam chart tersebut, dua indikator
dipisah untuk menghindari kekacauan karena ada kemungkinan saling
bersinggungan. Meski begitu, ADX, +DI, dan –DI, umumnya ditunjukkan secara
bersama dalam satu chart, alih-alih memakai dua chart yang berbeda.





Tapi jika ingin menggunakan secara terpisah, ini tetap bisa
dilakukan. Beberapa trader mungkin hanya ingin memakai ADX saja untuk melihat
penguatan tren yang terjadi, sementara trader lain memakai garis DMI untuk mengkonfirmasi
arah pergerahan harga yang berlangsung dalam market.





Untuk melihat penguatan tren yang terjadi dalam market Trading Dengan Indikator Directional Movement Index (DMI)
Sumber: tradingstrategyguides.com




Trading dengan directional movement index





Indikator DMI bisa digunakan dalam kondisi market yang
mengalami range juga market dengan tren naik turun. Secara umum, saat garis +DI
ada di atas garis –DI, maka market sedang bergerak naik. Sedang saat garis –DI
ada di atas garis +DI, maka kondisi market sedang mengalami penurunan tren.





Jika bermaksud menerapkan trading strategi tren, baiknya
gunakan long position saat garis +DI ada di atas garis –DI, dan hindari long
trade saat –DI ada di atas +DI. Sebaliknya, jika –DI ada di atas +DI, baiknya
ambil short position dan segera hindari short trade jika garis +DI ada di atas
garis –DI.





Garis ADX menampilkan seberapa kuat pergerakan harga yang
berlangsung. Market bisa disebut sedang mengalami tren jika garis ADX ada di
atas angka 25, dan mengalami range jika garis ADX ada di bawah angka 25. Meski
begitu, banyak trader yang menganggap jika garis ADX ada di atas 20, maka ini
sudah menunjukkan market mengalami tren, dan menunjukkan tak ada tren jika ADX
di bawah 20.





Saat dipadukan dengan DMI, seperti yang sudah disinggung pertama
kali, ADX bisa berperan sebagai penyaring juga mengkonfirmasi sinyal trading.
Termasuk lokasi entry point dan exit point. Jika trading dengan strategi tren,
ADX idealnya harus ada di atas angka 20 (atau 25) supaya benar-benar bisa mengambil
potensi profit dari tren naik dan tren turun.





Tapi jika trading dengan menerapkan strategi range
(pergerakan ke samping), ADX harus menunjukkan angka di bawah 20 (atau 25). Bagimanapun
juga, ADX akan lebih optimal digunakan jika digabung dengan indikator DMI, meski
dua indikator ini bisa bekerja secara terpisah.





Sekali lagi, dalam indikator DMI terdapat dua indikator
penyusun, yaitu DMI sendiri dan ADX. Dua indikator ini bisa digunakan secara
mandiri, meski seringnya digabung. DMI terdiri dari dua garis, yaitu +DI dan
–DI, dan ADX hanya punya satu garis.





Saat +DI posisinya di atas –DI, maka harga bergerak naik. Jika
–DI posisinya ada di atas +DI, maka harga bergerak turun. Sedang ADX
menunjukkan seberapa kuat pergerakan harga yang terjadi. Jika angkanya ada di atas
25 (atau 20), maka menunjukkan tren menguat. Saat angka ada di bawah 25 (atau
20), maka tak ada penguatan tren dalam market.


Related Posts