Cara Menggunakan Strategi Scalping Low Spread
Scalping mungkin saja menjadi strategi paling banyak diandalkan untuk mendulang sukses karena menyediakan banyak peluang. Jika lebih diperdalam, scalping punya banyak strategi turunan yang semuanya dapat diandalkan. Salah satunya yaitu strategi scalping low spread.
Dalam trading forex, spread mengacu pada perbedaan harga beli (penawaran) dan jual (permintaan) untuk suatu pasangan mata uang. Satu contoh, jika harga beli EUR/USD 1.16909 dan harga jualnya 1.16919, maka spread-nya yaitu 1 pip. Jika harga beli EUR/USD 1.16909 dan harga juanya 1.16949, maka ada spread 4 pip.
Saat trading forex, trader membuat profit berdasarkan pergerakan harga mata uang. Dengan catatan, trading akan menghasilkan profit hanya jika pergerakan harga melebihi nilai spread. Jadi jika sudah lewat spread 1 pip untuk posisi long, nilai mata uang harus bertambah 2 pip supaya trader bisa mendapat profit. 1 pip untuk spread, dan 1 pip untuk profit.
Scalping Low Spread
Low spread jika diolah dengan strategi scalping menyediakan banyak peluang positif untuk trader. Misalnya saja, saat mata uang bergerak 25 pip dalam 1 menit, pull back 10 pip bisa saja terjadi pada menit berikutnya lalu bergerak tanpa arah untuk 5 menit selanjutnya sebelum kembali menguat 25 pip untuk 10 menit berikutnya.
Situasi seperti ini dianggap pergerakan minor dalam market dan hanya terjadi dalam hitungan menit saja, meskipun ini yang sebenarnya dicari para trader scalping. Inilah yang membuat strategi scalping menjadi populer dan banyak diminati, karena menyediakan banyak profit.
Scalping menyediakan banyak kemungkinan profit besar daripada strategi yang mengandalkan posisi, dan tak perlu menunggu tren kuat untuk berkembang. Dibanding strategi lain, scalping tak butuh analisa berlebihan karena hanya dengan melihat pergerakan market sudah cukup.
Scalping Ekstrim
Untuk menerapkan strategi ini, trader setidaknya butuh beberapa indikator seperti Bollinger band (20, 3), exponential moving average (3), relative strength index (14) dengan level 50, MACD histogram (6, 17, 8), dan time frame dengan durasi 1 menit. Strategi scalping ekstrim paling tepat diterapkan untuk EUR/USD, USD/CAD, USD/JPY, dan GBP/USD.
Long entry dapat dilakukan dengan menunggu EMA 3 menyilang dari garis tengah Bollinger band 18. Tunggu setidaknya sampai relative strength index (RSI) dan MACD histogram bergerak di atas angka 0 dalam MACD, dan di atas angka 50 untuk indikator RSI. Target profit ditempatkan di garis berlawanan, dan rata-rata ada 5-15 pip.
Short entry dapat dilakukan saat EMA turun ke bawah melewati garis tengah Bollinger band 18. Tunggu sampai indikator RSI dan MACD histrogram sejajar di bawah 0 untuk MACD dan di bawah 50 untuk RSI. Stop-loss untuk posisi long bisa ditempatkan beberapa pip di bawah garis paling bawah, dan beberapa pip di atas garis paling atas untuk posisi short.
Pertimbangan Scalping Low Spread
#1. ATR
ATR merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas dalam instrumen finansial, sekaligus memproyeksikan tinggi rendahnya range untuk tiap hitungan. Makin tinggi angka yang ditampilkan dalam ATR, makin tinggi tingkat volatilitas market.
Saat trading dengan low spread, volatilitas tinggi bisa mengkompensasi spread besar, dan skenario paling ideal yaitu saat terjadi volatilitas tinggi sementara spread rendah. Contohnya, saat AUD/NZD bergerak 60 pip di satu hari dan trader membayar spread 6 pip, total profit yang didapat yaitu 54 pip.
#2. Stop-loss vs. stop-grab
Yang perlu dipertimbangkan yaitu saat stop-loss tersentuh karena spread tinggi untuk satu pasangan mata uang. Trader seolah diharuskan membayar tinggi saat order stop-loss terlewati. Semakin banyak stop-loss tersentuh, semakin kuat pergerakan harga yang terjadi. Situasi ini kemungkinan akan menekan harga hingga terjadi support dan resistance, atau yang biasa disebut stop-grab.
#3. Korelasi
Korelasi merupakan perhitungan berbasis angka untuk mengukur hubungan dua variabel. Cakupan koefisien korelasi bisa berupa -1 dan +1. Korelasi +1 menunjukkan bahwa dua variabel bergerak ke arah yang sama, sedang korelasi -1 mengindikasikan dua variabel bergerak berlawanan.
Melihat tabel di atas, bisa dilihat bahwa EUR/GBP dan GBP/USD terkorelasi negatif (-98), artinya dua pasang mata uang ini tak punya korelasi sama sekali. Dibanding dengan EUR/GBP (70) dan GBP/USD (128), korelasi sangat mudah terlihat. Spread EUR/GBP yaitu 2.5 pip, sedang GBP/USD yaitu 1.4 pip.
#4. Profit margin
Jumlah akun trading harus dalam posisi baik untuk dapat mengakomodasi trading sebelum masalah margin muncul. Itu sebabnya, trader harus membatasi diri dalam membuka posisi trading. Ini sangat berguna saat akan beralih ke price action sehingga menawarkan kemungkinan lebih pada trader untuk mendapat peluang lebih banyak.
#5. Prosentase spread
Fluktuasi prosentase spread juga bergantung pada volatilitas market yang dapat dicirikan dengan banyak trader dan volume trading harian yang tinggi. Spread lalu dibagi dengan rata-rata pergerakan mata uang dalam sehari. Ini akan menghasilkan prosentase sehingga bisa menjelaskan lebih presisi berapa biaya spread yang dibutuhkan. Semakin kecil angka yang ditunjukkan, maka akan semakin bagus.