4 Macam Strategi Bollinger Band Paling Profit
John Bollinger, yang merupakan pencipta dari Bollinger band, mendefinisikan Bollinger Band sebagai alat analisa trading yang dicirikan dengan bentuk gelombang. Bollinger Band menggunakan perhitungan statistik yang disebut sebagai standar deviasi untuk mengetahui support dan resistance.
Dalam penerapan lebih luas, Bollinger Band bisa disebut sebagai volatility channel yang merupakan garis di atas atau di bawah garis harga pasti. Saat digunakan menghitung market, Bollinger Band memberi banyak informasi seperti tren berkelanjutan atau tren pembalikan, periode konsolidasi, breakout, dan volatilitas market.
Bollinger Band terdiri dari tiga garis atau gelombang yang berada di sekitar garis simple moving average (SMA). Garis paling atas secara statistik menunjukkan harga tinggi atau mahal, sedang garis bawah menunjukkan harga rendah. Secara umum, Bollinger Band selalu terkorelasi dengan tingkat volatilitas.
#1. Trading Harian Dengan Double Bollinger Band (DBB)
Teknik ini diperkenalkan Kathy Lien yang merupakan trader dan analis forex. Secara khusus metode ini cocok diterapkan sebagai salah satu analisa teknikal untuk trading aset yang aktif pada market dengan likuiditas besar. Untuk menerapkan dalam chart:
- Masukkan Bollinger Band dalam chart.
- Masuk ke menu ‘setting’ lalu pilih dua standar deviasi dan SMA periode 20.
- Masukkan Bollinger Band kedua dengan warna berbeda.
- Masuk ke menu ‘setting’ lalu pilih satu standar deviasi dan SMA periode 20.
Saat chart sudah diatur, selanjutnya trader perlu menandai tiap zona.
- A1: garis paling atas Bollinger Band adalah dua garis standar deviasi yang jauh dari garis X, yang merupakan SMA periode 20.
- B1: garis atas Bollinger Band yang merupakan satu standar deviasi dari SMA periode 20.
- X: merupakan SMA periode 20 yang berperan sebagai garis pusat Bollinger Band dan sekaligus dasar untuk menentukan lokasi dari garis lain.
- B2: garis bawah Bollinger Band yang merupakan satu standar deviasi dari SMA periode 20.
- A2: garis paling bawah Bollinger Band yang merupakan dua standar deviasi dari SMA periode 20.
Garis ini merepresentasikan empat zona trading berbeda untuk masuk ke market.
- Zona beli: saat harga ada di area garis paling atas (atau di antara dua garis A1 dan B1), ini menunjukkan bahwa tren naik sedang kuat, dan ada peluang besar harga akan terus naik. Selama candlestick menunjukkan harga di area garis atas, posisi long sangat dianjurkan.
- Zona jual: saat harga ada di area bawah (atau di antara dua garis A2 dan B2), tren menurun kemungkinan besar akan berlanjut. Ini ditunjukkan dengan candlestick menutup di area bawah, dan trader harus segera mengambil posisi short.
- Zona netral: saat harga ada di area yang didefinisikan sebagai satu standar deviasi (B1 dan B2), maka tak ada tren terjadi dan harga akan fluktuatif sehingga terjadi range. SMA periode 20 (X) akan berperan sebagai garis dasar dari Bollinger Band dan berada di area tengah.
#2. Bollinger Band Strategi Scalping
Jika ingin menggunakan strategi scalping dengan Bollinger Band, trader butuh beberapa indikator yang harus diterapkan dalam chart, yaitu:
- Bollinger Band (14,1) diberi warna hijau.
- Indikator pivot point (H1).
- Awesome oscillator dari bill William.
- Relative strength index (14).
- Exponential moving average (4) diberi warna merah.
Timeframe untuk trading strategi scalping dengan Bollinger Band bisa menggunakan M1, M5, atau M15. Target bisa diatur dari pivot point dalam timeframe H1. Stop-loss ditempatkan di bawah pivot point support untuk trading long, atau di atas pivot point resistance untuk trading short. Strategi ini paling ideal diterapkan untuk trading mata uang mayor.
Order beli bisa diambil saat EMA 4 menyilang ke atas melewati garis tengah Bollinger Band di waktu yang bersamaan, awesone oscillator harus melewati garis nol, naik ke atas, dan RSI harus naik ke atas dan melewati garis 50.
#3. Bollinger Band Strategi Breakout
Ini sebenarnya termasuk strategi tren jangka panjang, dan aturannya sangat sederhana. Ambil posisi long jika harga penutupan sebelumnya ada di atas garis paling atas. Ambil posisi short jika penutupan harga sebelumnya ada di bawah garis paling bawah.
Gambar di atas menunjukkan chart harian dari mata uang GBP/USD dari Bollinger Band dengan standar deviasi 2.5 dari moving average 200. Penurunan tren terjadi hingga Oktober 2016, juga ada sinyal jual pada februari meski hanya sinyal palsu. Ini sebab utama kenapa tren jangka panjang tak selalu tepat dipakai, karena strategi ini kerap memunculkan sinyal palsu.
#4. Bollinger Band Strategi Tren
Gambar berikut merupakan chart dengan durasi 1 jam untuk mata uang EUR/USD dengan Bollinger Band dan RSI.
Situasi market dalam chart di atas menunjukkan range di sebagian besar waktu. Meski demikian, Bollinger Band mampu mendeskripsikan level support dan resistance. Mungkin hasilnya masih kurang presisi, tapi garis atas dan bawah sudah tepat menunjukkan bahwa arahnya saling berlawanan.
Dalam chart ini, RSI sudah ditambahkan beberapa filter untuk meningkatkan efektivitas sinyal yang dihasilkan oleh strategi Bollinger Band. Ini akan mengurangi jumlah trading yang tak perlu, sekaligus meningkatkan rasio menang trading.
Dengan filter ini, trader harus segera menjual jika harga menyentuh garis paling atas, dengan catatan jika RSI ada di atas 70 yang mengindikasikan market mengalami kelebihan penjualan. Segera beli jika harga menembus garis paling bawah, tapi jika RSI mencapai ada di bawah 30 yang mengindikasikan market mengalami kelebihan pembelian.