Bagaimana Time Frame Memengaruhi Analisa Forex?
Kamis, 10 Mei 2018
Edit
Satu di antara aspek paling menarik perhatian dari forex yaitu terdapat beragam cara untuk trading dalam market. Forex merupakan market paling besar dan sangat cair sehingga menyediakan banyak cara untuk trading.
Dengan banyaknya strategi dan metode yang tersedia untuk trading forex, pasti terdapat satu tipe yang tepat sesuai dengan karakter. Tapi sebelum sampai tahap ini, trader memerlukan suatu chart dengan berbagai time frame saat ingin melakukan analisa teknikal pada market.
Time frame pada suatu chart bisa diartikan sebagai seberapa banyak data yang terkandung dalam tiap bar. Terdapat perbedaan cara untuk menampilkan data atau informasi dalam chart. Misalnya, trader bisa memilih line chart, bar chart, atau yang paling populer yaitu candlestick chart.
Satu contoh, saat membuat time frame, trader akan diberi pilihan berupa T (chart tic) dan M1 (chart 1 bulan). Misalnya saja, chart m1 mewakili chart berdurasi 1 menit, yang mengindikasikan bahwa tiap satu bar atau candle pada chart mewakili aktivitas harga selama 1 menit.
Yang wajib diingat, dalam contoh ini M1 mewakili bulan dan m1 mewakili menit. Trader bahkan bisa mengatur sendiri data yang akan ditampilkan pada tiap jenis chart. Terdapat berbagai jenis chart dalam trading, tapi hanya ada tiga yang dianggap populer oleh trader.
Kebanyakan platform charting menawarkan kemampuan untuk mengkustom time frame yang akan ditampilkan pada chart. Dan apakah ingin memakai time frame yang dapat dikustom atau jenis yang sudah populer, itu semua tergantung pada pilihan trader.
Terdapat satu cara untuk mengetahui jenis time frame seperti apa yang sekiranya tepat digunakan untuk jenis trader tertentu. Jika merasa belum mendapat satu jenis yang sesuai, trader bisa mencoba-coba lebih dulu di akun demo untuk mencari yang paling sesuai karakter.
Semisal masih belum mendapat gambaran tentang jenis apa yang paling tepat, selalu ingat bahwa time frame pendek umumnya memproduksi sinyal lebih banyak dibanding time frame panjang. Tapi, time frame pendek juga menghasilkan lebih banyak sinyal palsu.
Sisi sebaliknya, time frame berdurasi panjang menghasilkan lebih sedikit sinyal trading. Meski demikian, karena candle butuh lebih banyak waktu untuk menyimpan informasi, sinyal yang dihasilkan kemungkinan lebih kuat dan lebih bisa diandalkan saat tren berlangsung.
Itu sebabnya, banyak trader memakai langkah aman dengan mengambil sinyal di bagian tengah. Pilihan bisa jatuh pada chart 1-4 jam dengan memanfaatkan chart harian untuk mencari tren. Inilah cara terbaik untuk memanfaatkan time frame ganda dalam kaitannya dengan rencana trading.
Tak masalah apa gaya trading, misal scalping, swing, atau positional trader, time frame ganda bisa jadi bagian dari alat analisa trading. Misalnya untuk trader swing, sebaiknya memakai chart harian untuk jangka panjang, chart 4 jam sebagai jangka menengah, dan chart 1 jam untuk jangka pendek.
Untuk trader scalping yang beroperasi dalam jangka pendek, time frame jangka panjang yaitu 1 jam, time frame jangka menengah 30 menit, dan time frame jangka pendek yaitu 5-1 menit. Selain itu, time frame ganda bisa digabungkan pada hampir semua gaya trading.
Trader scalping seringnya membuka posisi hanya beberapa menit saja, lalu keluar dari market. Trader jenis ini mengambil profit dari pergerakan kecil yang ada di market memakai leverage tinggi. Baik profit atau kerugian bisa dilihat langsung karena trading berlangsung sebentar.
Sedikit berbeda dengan trader harian atau trader swing, yang mana trader harian umumnya membuka dan menutup trading pada satu sesi trading yang sama, sedang trader swing bisa membuka dan menutup trading hingga beberapa jam dan beberapa hari.
Trader umumnya membuat analisa trading berdasarkan pada satu chart. Tapi trader yang memakai satu jenis chart saja hanya akan mempunyai satu gambaran tentang mata uang saja. Terdapat satu analogi untuk mempermudah penjelasan kenapa situasi ini kurang menguntungkan.
Katakanlah Anda diharuskan mengenal seseorang dalam satu kantor karena urusan kerja, lalu membuat suatu opini terkait orang tersebut hanya dengan mengetahui satu aspek dalam hidupnya saja. Analisa anda mungkin akurat, tapi kemungkinan terbesar hasil analisa hanya akurat sepersekian saja.
Bisa saja orang tersebut punya kepribadian lain menyangkut kehidupan personalnya, di bidang tertentu mungkin baik, sedang yang lain tidak. Untuk benar-benar mengetahui dan memahami orang tersebut, lebih bagus juga jika mau mengamati kepribadiannya di luar kantor.
Konsep yang sama juga terjadi pada mata uang. Memahami mata uang hanya dari satu time frame hanya memberi satu gambaran kecil saja. Bagaimana mata uang terlihat dalam chart harian mungkin akan berbeda dari apa yang terlihat dari chart 1 jam sebagai contoh.
Bisa dikatakan, gambaran lebih detail bisa didapat dengan melakukan analisa mendalam dari pergerakan mata uang dari beberapa time frame sekaligus. Karena mata uang bergerak di berbagai time frame secara simultan, penting bagi trader untuk menunggu hingga time frame lebih kecil memberi hasil yang kurang lebih sama dengan time frame lebih besar.
Trading searah tren jangka panjang akan memberi kepastian bahwa trading berakhir dengan lebih baik. Semua proses terkait trading memakai time frame ganda pasti diawali dengan mengidentifikasi tren, dalam arti arah di mana kecenderungan market bergerak selama ini.
Untuk tujuan tersebut, tren bisa diidentifikasi dengan chart harian. Bisa dilihat di bawah chart historis harian dari EUR/USD. Tampak bahwa pergerakan mata uang mengalami patah dalam tren support, juga terlihat poin rendah tertinggi dan poin rendah terbawah.
Tampak stochastic ada di bawah angka 20 dengan garis K di bawah garis D, dan ini menunjukkan harga dalam posisi bearish. Berdasarkan pengamatan, trader bisa mengambil posisi menjual. Setelah tahu posisi yang akan diambil, selanjutnya gunakan time frame pendek untuk mencari entry poin.
Chart 4 jam EUR/USD di bawah menunjukkan bagaimana mata uang bergerak ke atas lalu terhenti, dan berpotensi kembali ke bawah searah dengan tren yang sudah diidentifikasi dengan chart harian. Gunakan stochastic untuk mengidentifikasi momentum penurunan yang terjadi.
Trader bisa masuk saat dua garis K dan D dari stochastic melewati di bawah angka 80. Karena chart 4 jam mampu menyediakan sinyal entry point yang dibutuhkan, trader tak perlu mengkonfirmasi sinyal entry lebih jauh dengan memakai chart 1 jam.
Tapi jika chart 4 jam memberi informasi sinyal yang kurang begitu jelas, atau masih belum yakin dengan hasilnya, trader bisa memanfaatkan chart 1 jam untuk mengoptimalisasi lebih lanjut sinyal masuk. Untuk mengimplementasi time frame ganda setelah menemukan tren, trader bisa melihat beberapa chart dengan time frame lebih rendah lagi.
Trader sebaiknya jangan membuka trading lebih dulu sebelum time frame jangka pendek memberi informasi sama dengan time frame jangka panjang yang digunakan mencari tren sebelumnya. Saat beberapa time frame memberi hasil sama, trader baru dibolehkan membuka trading.
Dengan banyaknya strategi dan metode yang tersedia untuk trading forex, pasti terdapat satu tipe yang tepat sesuai dengan karakter. Tapi sebelum sampai tahap ini, trader memerlukan suatu chart dengan berbagai time frame saat ingin melakukan analisa teknikal pada market.
Time frame pada suatu chart bisa diartikan sebagai seberapa banyak data yang terkandung dalam tiap bar. Terdapat perbedaan cara untuk menampilkan data atau informasi dalam chart. Misalnya, trader bisa memilih line chart, bar chart, atau yang paling populer yaitu candlestick chart.
Pengaruh Time Frame Pada Analisa
Satu contoh, saat membuat time frame, trader akan diberi pilihan berupa T (chart tic) dan M1 (chart 1 bulan). Misalnya saja, chart m1 mewakili chart berdurasi 1 menit, yang mengindikasikan bahwa tiap satu bar atau candle pada chart mewakili aktivitas harga selama 1 menit.
Yang wajib diingat, dalam contoh ini M1 mewakili bulan dan m1 mewakili menit. Trader bahkan bisa mengatur sendiri data yang akan ditampilkan pada tiap jenis chart. Terdapat berbagai jenis chart dalam trading, tapi hanya ada tiga yang dianggap populer oleh trader.
Kebanyakan platform charting menawarkan kemampuan untuk mengkustom time frame yang akan ditampilkan pada chart. Dan apakah ingin memakai time frame yang dapat dikustom atau jenis yang sudah populer, itu semua tergantung pada pilihan trader.
Terdapat satu cara untuk mengetahui jenis time frame seperti apa yang sekiranya tepat digunakan untuk jenis trader tertentu. Jika merasa belum mendapat satu jenis yang sesuai, trader bisa mencoba-coba lebih dulu di akun demo untuk mencari yang paling sesuai karakter.
Semisal masih belum mendapat gambaran tentang jenis apa yang paling tepat, selalu ingat bahwa time frame pendek umumnya memproduksi sinyal lebih banyak dibanding time frame panjang. Tapi, time frame pendek juga menghasilkan lebih banyak sinyal palsu.
Sisi sebaliknya, time frame berdurasi panjang menghasilkan lebih sedikit sinyal trading. Meski demikian, karena candle butuh lebih banyak waktu untuk menyimpan informasi, sinyal yang dihasilkan kemungkinan lebih kuat dan lebih bisa diandalkan saat tren berlangsung.
Itu sebabnya, banyak trader memakai langkah aman dengan mengambil sinyal di bagian tengah. Pilihan bisa jatuh pada chart 1-4 jam dengan memanfaatkan chart harian untuk mencari tren. Inilah cara terbaik untuk memanfaatkan time frame ganda dalam kaitannya dengan rencana trading.
Tak masalah apa gaya trading, misal scalping, swing, atau positional trader, time frame ganda bisa jadi bagian dari alat analisa trading. Misalnya untuk trader swing, sebaiknya memakai chart harian untuk jangka panjang, chart 4 jam sebagai jangka menengah, dan chart 1 jam untuk jangka pendek.
Untuk trader scalping yang beroperasi dalam jangka pendek, time frame jangka panjang yaitu 1 jam, time frame jangka menengah 30 menit, dan time frame jangka pendek yaitu 5-1 menit. Selain itu, time frame ganda bisa digabungkan pada hampir semua gaya trading.
Trader scalping seringnya membuka posisi hanya beberapa menit saja, lalu keluar dari market. Trader jenis ini mengambil profit dari pergerakan kecil yang ada di market memakai leverage tinggi. Baik profit atau kerugian bisa dilihat langsung karena trading berlangsung sebentar.
Sedikit berbeda dengan trader harian atau trader swing, yang mana trader harian umumnya membuka dan menutup trading pada satu sesi trading yang sama, sedang trader swing bisa membuka dan menutup trading hingga beberapa jam dan beberapa hari.
Analisa Time Frame Ganda
Trader umumnya membuat analisa trading berdasarkan pada satu chart. Tapi trader yang memakai satu jenis chart saja hanya akan mempunyai satu gambaran tentang mata uang saja. Terdapat satu analogi untuk mempermudah penjelasan kenapa situasi ini kurang menguntungkan.
Katakanlah Anda diharuskan mengenal seseorang dalam satu kantor karena urusan kerja, lalu membuat suatu opini terkait orang tersebut hanya dengan mengetahui satu aspek dalam hidupnya saja. Analisa anda mungkin akurat, tapi kemungkinan terbesar hasil analisa hanya akurat sepersekian saja.
Bisa saja orang tersebut punya kepribadian lain menyangkut kehidupan personalnya, di bidang tertentu mungkin baik, sedang yang lain tidak. Untuk benar-benar mengetahui dan memahami orang tersebut, lebih bagus juga jika mau mengamati kepribadiannya di luar kantor.
Konsep yang sama juga terjadi pada mata uang. Memahami mata uang hanya dari satu time frame hanya memberi satu gambaran kecil saja. Bagaimana mata uang terlihat dalam chart harian mungkin akan berbeda dari apa yang terlihat dari chart 1 jam sebagai contoh.
Bisa dikatakan, gambaran lebih detail bisa didapat dengan melakukan analisa mendalam dari pergerakan mata uang dari beberapa time frame sekaligus. Karena mata uang bergerak di berbagai time frame secara simultan, penting bagi trader untuk menunggu hingga time frame lebih kecil memberi hasil yang kurang lebih sama dengan time frame lebih besar.
Trading searah tren jangka panjang akan memberi kepastian bahwa trading berakhir dengan lebih baik. Semua proses terkait trading memakai time frame ganda pasti diawali dengan mengidentifikasi tren, dalam arti arah di mana kecenderungan market bergerak selama ini.
Untuk tujuan tersebut, tren bisa diidentifikasi dengan chart harian. Bisa dilihat di bawah chart historis harian dari EUR/USD. Tampak bahwa pergerakan mata uang mengalami patah dalam tren support, juga terlihat poin rendah tertinggi dan poin rendah terbawah.
Tampak stochastic ada di bawah angka 20 dengan garis K di bawah garis D, dan ini menunjukkan harga dalam posisi bearish. Berdasarkan pengamatan, trader bisa mengambil posisi menjual. Setelah tahu posisi yang akan diambil, selanjutnya gunakan time frame pendek untuk mencari entry poin.
Chart 4 jam EUR/USD di bawah menunjukkan bagaimana mata uang bergerak ke atas lalu terhenti, dan berpotensi kembali ke bawah searah dengan tren yang sudah diidentifikasi dengan chart harian. Gunakan stochastic untuk mengidentifikasi momentum penurunan yang terjadi.
Trader bisa masuk saat dua garis K dan D dari stochastic melewati di bawah angka 80. Karena chart 4 jam mampu menyediakan sinyal entry point yang dibutuhkan, trader tak perlu mengkonfirmasi sinyal entry lebih jauh dengan memakai chart 1 jam.
Tapi jika chart 4 jam memberi informasi sinyal yang kurang begitu jelas, atau masih belum yakin dengan hasilnya, trader bisa memanfaatkan chart 1 jam untuk mengoptimalisasi lebih lanjut sinyal masuk. Untuk mengimplementasi time frame ganda setelah menemukan tren, trader bisa melihat beberapa chart dengan time frame lebih rendah lagi.
Trader sebaiknya jangan membuka trading lebih dulu sebelum time frame jangka pendek memberi informasi sama dengan time frame jangka panjang yang digunakan mencari tren sebelumnya. Saat beberapa time frame memberi hasil sama, trader baru dibolehkan membuka trading.
Related Posts