Bagaimana Cara Membaca Indikator Moving Average?

Trader teknikal dihadapkan pada banyaknya pilihan saat waktunya memilih indikator tiba jika ingin membuka trading. Satu jenis yang paling sering dimanfaatkan trader untuk mencari tahu tren dan momentum yaitu indikator moving average (MA).


Yang menjadi cukup mengejutkan setelah mempelajari indikator MA, trader jadi lebih mampu untuk mengidentifikasi berbagai tipe price action secara cepat yang sebelumnya tak pernah terdeteksi dengan indikator teknikal lain yang dipasang dalam chart.


Indikator MA sangat menolong trader dan memberi keuntungan sendiri saat menyusun rencana trading. Gambar di bawah merupakan cara paling umum menggunakan MA periode 30 (hijau), periode 50 (hitam), dan periode 200 (merah).


Trader teknikal dihadapkan pada banyaknya pilihan saat waktunya memilih indikator tiba jik Bagaimana Cara Membaca Indikator Moving Average?
Sumber: yimg.com

Membaca Moving Average


Indikator MA merupakan alat teknikal yang secara sederhana akan menghitung rata-rata harga atau nilai tukar suatu mata uang untuk periode waktu yang spesifik. Jika melihat secara khusus MA periode 200 pada chart di atas, indikator akan menjumlahkan harga penutupan dari 200 candle.


Karena MA mewakili harga rata-rata penutupan untuk periode waktu yang dipilih, MA juga punya kemampuan untuk menyaring market noise yang berlebihan. Satu contoh, jika melihat chart EUR/USD di bawah, harga ada di bawah MA periode 200.


Trader teknikal dihadapkan pada banyaknya pilihan saat waktunya memilih indikator tiba jik Bagaimana Cara Membaca Indikator Moving Average?
Sumber: yimg.com

Karena harga harusnya ditransaksikan di atas MA, trader mungkin akan melihat posisi beli sembari menghindari posisi jual. Kondisi sebaliknya bisa terjadi jika periode MA lebih rendah. Saat harga menyilang, baik ke atas atau ke bawah, dari level yang ditentukan dari rencana, situasi ini bisa diartikan sebagai penguatan atau pelemahan mata uang.


Moving Average Crossover


Beberapa trader mungkin lebih memilih memakai lebih dari satu MA seperti yang muncul pada gambar awal. Jika memang memakai beberapa MA sekaligus, trader bisa menerapkan strategi crossover (persilangan). Caranya yaitu dengan mencari urutan rata-rata dan melihat tren turun jika MA periode pendek tetap ada di bawah MA periode panjang.


Metode dengan memakai lebih dari satu MA dinilai lebih memberi manfaat pada market tren, dan fungsinya lebih kurang serupa dengan oscillator MACD. Yang harus dicatat bahwa MA akan bergerak ke samping dalam market range.


Pada kondisi yang seperti ini, MA akan berkumpul karena tak ada titik tinggi dan titik rendah dari harga terbaru sehingga akan kehilangan efektivitasnya. Saat situasi ini berlangsung, trader bisa menambahkan indikator lain yang sekiranya mampu berfungsi sesuai situasi market.


Penerapan MA sudah sedemikian jauhnya, bahkan sering dimanfaatkan dalam analisa fundamental. Bahwa, banyak trader memakai indikator MA untuk melihat reaksi lanjutan yang mungkin muncul saat harga tertekan dalam chart, yaitu dengan menggunakan MA periode 200 sebagai support dan resistance.


Support dan Resistance


Hanya ada sedikit atribut teknikal yang penting untuk trader, seperti support dan resistance. Meski ada beragam cara untuk mencari level yang potensial, banyak yang tertarik dengan MA periode 200 dengan alasan seperti yang sudah disebut di bagian awal.


MA mampu memberi masukan pada trader tentang potensi trading, dengan menjual saat harga ada di resistance menolak di MA periode 200, atau membeli saat harga berada dalam support MA periode 200. Trader bisa menempatkan stop di bawah level jika ingin membuka trading searah tren jangka panjang.


Trader teknikal dihadapkan pada banyaknya pilihan saat waktunya memilih indikator tiba jik Bagaimana Cara Membaca Indikator Moving Average?
Sumber: google.com

Pada contoh gambar tersebut, bisa dilihat bahwa harga terefleksi keluar dari MA periode 200, trader lalu bisa mengambil posisi long dengan lokasi stop di bawah MA periode 200. Jadi, semisal harga tak bergerak naik, trader bisa menutup trading sebelum kekalahan bertambah hingga ke level tak diinginkan.


Satu keuntungan memakai strategi ini yaitu bahwa ada semacam pemikiran jika trader punya peluang membuka trading searah dengan tren jangka panjang. Semisal harga turun di bawah MA periode 200, maka kemungkinan besar harga terus turun, mengindikasikan bahwa tren sebelumnya yaitu naik. Untuk itu, trader juga harus bisa memanfaatkan MA periode 200 sebagai alat pendeteksi tren.


Strategi Trading Dengan MA Periode 200


Trader teknikal dihadapkan pada banyaknya pilihan saat waktunya memilih indikator tiba jik Bagaimana Cara Membaca Indikator Moving Average?
Sumber: google.com

Trader sebenarnya bisa membangun berbagai strategi trading dengan bermodal MA periode 200. Seperti yang tampak pada gambar, harga tetap terus bergerak setelah melewati MA periode 200. Jadi, jika harga melewati atas MA periode 200, trader boleh mengambil posisi long dengan stop-loss pada level MA.


Semisal harga berbalik, trader akan mengalami kerugian hingga pada level fatal. Alternatifnya, saat harga bergerak melewati bawah MA periode 200, trader boleh mengambil posisi short dengan lokasi stop-loss ada di level MA.


Dengan melakukan teknik semacam ini, trader sebenarnya sudah mengintegrasikan fungsi MA periode 200 sebagai filter. Ambil satu contoh jika trader ingin trading dengan RSI. Trader mungkin saja bisa melakukan hal yang sama, dengan mem-filter trading supaya tereksekusi jika entry point sesuai dengan apa yang dikehendaki pada MA periode 200.


Jadi, semisal harga bergerak ke atas MA periode 200, trader bisa mengambil entry point saat RSI melewati atas lebih dari 30. Tapi seandainya harga di bawah MA periode 200 hari, trader bisa mengambil entry point berupa posisi short saat RSI melewati bawah lebih dari 70.


Manajemen Risiko


Trader memang punya banyak kesempatan untuk memakai strategi berbeda dengan MA periode 200, tapi membuka trading yang searah tren akan memberi profit yang relevan dari penerapan indikator ini. Semisal harga melewati MA periode 200, situasi seperti ini harus menjadi catatan penting trader.


Jika trader membuka trading saat harga di bawah support dan di atas resistance, situasi ini bisa menjadi pertanda bahwa tren sebelumnya sudah berakhir, dan tren baru kemungkinan besar terbentuk. Inilah satu di antara cara bagi trader untuk menerapkan manajemen risiko, yaitu dengan mengelola potensi risiko yang bisa saja muncul saat tren berbalik.


MA periode 200 termasuk indikator trading paling populer di dunia dan banyak digunakan di berbagai institusi finansial lain, seperti bank, sebagai cara menganalisa suatu market. MA dapat digunakan untuk beragam tujuan, juga bisa dimanfaatkan dengan cara berbeda.


Bergantung pada kebutuhan trader, MA mampu memberi tahu tentang kondisi harga lalu menampilkan dalam garis. Dalam banyak kondisi, harga bergerak secara fluktuatif, bahkan saat tren menguat naik turun. MA menolong trader dengan ‘memperhalus’ grafik pergerakan fluktuasi rata-rata harga.


Terdapat banyak indikator dari MA, dan dua jenis yang paling populer dipakai yaitu exponential moving average dan moving average convergence/divergence. Tiap jenis MA tentu punya fungsi spesifik, dan penerapannya bisa disesuaikan dengan kondisi market yang berlangsung. Selalu ingat, indikator tak punya konsep tentang momentum.


Pemilihan tentang indikator MA mana yang sebaiknya dipakai juga bergantung pada preferensi trader secara personal dengan melihat karakter trading. Meski demikian, jauh lebih bijak jika pertimbangan dilakukan dengan melibatkan tujuan dari trading yang diambil. Semua terserah pada trader saat ingin menentukan tren, dibarengi dengan memilih indikator untuk trading sesuai arah tren.


Related Posts