Cara Menghitung Ukuran Stop-Loss Saat Trading

Untuk mengurangi risiko kehilangan profit dalam market, trader perlu membuat rencana keluar, terlebih saat market tidak berpihak. Stop-loss merupakan salat satu alat untuk keluar dari trading jika trader mulai mengalami hal ini. Oleh karena itu, apapun situasi dalam market, stop-loss harus digunakan tanpa terkecuali.


Meski demikian, ada beberapa pertimbangan saat ingin memakai stop-loss. Menggunakan stop-loss memang sangat direkomendasikan, tapi cara menggunakan akan berbeda untuk tiap trader. Saat ingin menggunakan stop-loss, trader juga harus belajar cara menghitung stop-loss untuk menentukan sejauh mana order stop-loss sebenarnya akan digunakan.


Menempatkan Stop-Loss


Strategi penggunaan stop-loss yang baik melibatkan penempatan stop-loss di lokasi yang tepat. Jika stop-loss tersusul, ini berarti menggambarkan kalau arah pergerakan yang diambil tidak benar. Tidak semua trader dapat memprediksi dengan tepat, seperti saat memberi order beli tepat sebelum harga beranjak naik tajam.


Itulah sebabnya, saat melakukan order beli, beri sedikit ruang supaya poin dapat bergerak sebelum mulai bergerak ke atas. Saat ingin membeli mata uang, trader pasti berharap harganya nanti akan naik. Dan jika harga tiba-tiba bergerak turun terlalu banyak maka akan mengenai stop-loss karena trader memiliki ekpekstasi salah tentang arah pergerakan market.


Sebagai panduan, setelah membeli suatu mata uang, tempatkan stop-loss di bawah bar harga paling rendah yang baru saja muncul. Bar harga yang dipilih untuk menempatkan stop-loss akan berbeda dan tergantung strategi, tapi inilah lokasi stop-loss paling logis karena ada kemungkinan harga memantul kembali ke poin terbawah.


Jika harga bergerak turun di bawah bar poin terendah, berarti ada kesalahan dalam memprediksi harga, dan inilah waktu yang tepat untuk keluar dari trading. Stop-loss dapat melakukan ini secara otomatis. Saat melakukan order short-selling, tempatkan stop-loss di atas bar harga tertinggi yang baru saja terjadi.


Bar harga mana yang dipilih akan berbeda untuk tiap trader karena menyesuaikan strategi yang dimainkan. Tapi situasi ini memberi lokasi stop-loss paling logis karena harga jatuh dari ketinggian. Saat harga naik ke atas lagi, trader berarti salah memprediksi, dan inilah waktu yang tepat untuk keluar dari trading.


Untuk mengurangi risiko kehilangan profit dalam market Cara Menghitung Ukuran Stop-Loss Saat Trading
Contoh penempatan order stop-loss, sumber: explorevale.com.br


Menghitung Lokasi Stop-Loss


Secara umum, model penghitungan lokasi stop-loss ada dua macam, yaitu berdasarkan risiko cent/tick/pip atau risiko akun/modal (dolar). Risiko akun lebih bisa diandalkan dalam memberi informasi penting karena akan memberi tahu berapa banyak akun/modal yang berada dalam isiko saat trading.


Risiko cent/tick/pip juga penting dan bekerja lebih baik untuk menyampaikan informasi sederhana. Untuk contohnya, stop-loss ada di titik X dan entry point di titik Y, dan perhitungannya akan menjadi seperti ini:


Y – X = risiko cent/tick/pip


Jika membeli mata uang senilai USD 5.5 dan lokasi stop-loss ada di USD 4.9, maka ada senilai 6 cents yang menjadi risiko trading. Atau, saat membeli pasangan EUR/USD di 1.1569 dan stop-loss ada di 1.1575, maka ada risiko 6 pip untuk tiap lot.


Stop-loss ini membantu trader mengetahui letak order dan sejauh mana order stop-loss ditempatkan dari harga masuk. Untuk menghitung seberapa banyak risiko dalam trading, trader harus mengetahui risiko cent/tick/pip dan position sizing.


Dari contoh di atas, terdapat risiko sebesar 6 pip dan jika mengambil posisi 5 mini lot, maka hitungan risiko akun/modal yaitu:


Risiko pip X nilai pip X position sizing = 6 X USD 1 X 5 = USD 30 (plus komisi jika ada)


Untuk mengurangi risiko kehilangan profit dalam market Cara Menghitung Ukuran Stop-Loss Saat Trading
Lokasi penempatan order stop-loss dalam trading, sumber: forextraininggoup.com


Mengontrol Risiko


Jumlah nominal yang menjadi risiko trading hanya representasi kecil dari porsi total akun trading. Secara umum, risiko setiap trading harus di bawah 2% total saldo, dan idealnya tidak lebih dari 1%. Katakanlah trader menempatkan stop-loss sebesar 6 pip dan trading dengan 5 mini lot yang menghasilkan risiko trading senilai USD 30.


Jika risiko standar hanya 1%, itu artinya trader memberi risiko 1/100 untuk tiap trading. Oleh karena itu, seberapa akun/modal yang dimiliki trader jika berani memberi risiko sebesar USD 30 untuk satu trading? Hitungannya menjadi USD 30 X 100 = USD 3.000. Untuk memberi risiko USD 30 di tiap trading, trader harus memiliki setidaknya USD 3.000 dalam akun/modal untuk menjaga risiko akun.


Satu contoh sama tapi dengan pola terbalik untuk mengetahui risiko trading. Jika trader memiliki USD 5.000, hitungannya adalah USD 5.000 / 100 = USD 50 untuk tiap trading. Semisal memiliki modal USD 30.000, maka risiko tiap trading menjadi USD 300, meski ada peluang risikonya lebih rendah.


Pada intinya, selalu gunakan stop-loss dan uji strategi untuk menentukan satu lokasi yang tepat untuk menempatkan order stop-loss. Tergantung dari strategi yang digunakan, risiko cent/tick/pip akan berbeda untuk tiap trading. Ini karena setiap trader memiliki kecenderungan sendiri saat menerapkan order stop-loss sesuai strategi yang dianut.


Related Posts