Begini Cara Mengkombinasikan Analisa Fundamental dan Teknikal
Baik analisa fundamental dan teknikal, keduanya sebenarnya saling melengkapi satu sama lain. Dua jenis analisa ini bisa dikombinasikan untuk membentuk satu strategi trading paling mumpuni. Yang jadi persoalan, trader seringnya hanya melihat perbedaan antara dua analisa tersebut.
Padahal, jika trader mau menggabung dua analisa tersebut hasilnya bisa luar biasa positif. Meskipun belum ada satu fakta jelas tentang gaya analisa mana yang lebih baik, memanfaatkan keduanya justru bisa memberi hasil analisa yang lebih akurat untuk memprediksi market.
Ada sejumlah cara untuk mengkombinasikan antara analisa fundamental dan teknikal. Sudah ada banyak contoh kombinasi antara metode analisa teknikal dengan analisa fundamental untuk menghadirkan pemahaman lebih dalam tentang market dan strategi yang diperlukan.
Menggabungkan Analisa Teknikal dan Fundamental
Analisa teknikal bisa menghadirkan informasi teknis super penting untuk analisa market, tapi harus dicatat bahwa analisa fundamental juga punya peran yang sama tapi dalam skala lebih luas. Poin-poin selanjutnya memberi contoh skenario kombinasi dari analisa teknikal dan fundamental.
Analisa teknikal punya beberapa keunggulan, yaitu mampu menentukan waktu trading dengan memberi sinyal keluar masuk trading, juga dapat digunakan untuk semua instrumen trading. Meski demikian, analisa teknikal penerapannya lebih cocok digunakan untuk trading jangka pendek.
Analisa fundamental punya keunggulan berbeda, misalnya bisa digunakan mengukur valuasi market, apakah overvalued atau undervalued. Trader menjadi lebih solid dalam memahami market dengan model analisa ini, terutama untuk merumuskan trading jangka panjang.
Trader fundamental umumnya lebih fokus mengamati data ekonomi, lalu membuka posisi dengan pendekatan trading news. Meski demikian, tetap dianjurkan bagi trader jenis ini untuk melengkapi manajemen risiko demi mengantisipasi kemungkinan buruk saat volatilitas naik.
Di sisi lain, trader teknikal punya gaya dan strategi berbeda jika dihadapkan pada situasi trading. Dalam hal ini, baik trader teknikal maupun fundamental diharuskan mencari dan menemukan satu jenis analisa turunan yang lebih spesifik sesuai dengan karakter personal masing-masing.
Trader bisa melakukan eksperimen dengan analisa teknikal, fundamental, atau gabungan keduanya sebelum menentukan satu strategi trading. Sangat disarankan untuk menguji lebih dulu dengan berbagai metode berbeda pada akun demo sebelum trading sungguhan.
Trading Range Dengan Analisa Fundamental
Trading range akan mencoba mengidentifikasi channel pergerakan harga dalam market, yang mana nantinya akan digunakan trader untuk membeli di bawah garis tren support dan menjual di atas garis tren resistance. Chart di bawah menampilkan tren bullish kuat pada EUR/USD.
Pada market yang mengalami tren naik secara kuat, trader memberi order buy di level paling rendah untuk memaksimalkan strategi. Meski demikian, event ekonomi bisa merusak tatanan harga dalam market. Dalam kondisi ini, trader harus menghindari trading saat berita ekonomi dirilis.
Chart di atas menunjukkan dengan jelas tentang kekacuan harga yang terjadi saat rilis berita ekonomi. Setelah mengalami kenaikan yang signifikan, level harga kemudian turun sedikit lalu membentuk range.
Trading Breakout Dengan Analisa Fundamental
Strategi trading breakout melibatkan kapitalisasi harga suatu instrumen yang bergerak ke luar dari jalur yang sudah diprediksi, seringnya dipicu oleh rilisnya berita. Sementara trader range harus selalu waspada saat berita akan dirilis, trader breakout justru bisa mengambil keuntungan dari poin koreksi yang dipicu oleh berita.
Munculnya berita menyebabkan volatilitas tambahan dan bisa merusak tatanan level support dan resistance yang sering digunakan trader untuk menempatkan posisi stop. Dalam posisi ini, trader setidaknya harus menunggu sampai berita memicu harga bergerak menyentuh support atau resistance.
Saat harga sudah menyentuh level ini, trader bisa mengambil posisi jual atau beli sesuai strategi. Pada situasi ini, trader bisa menggunakan strategi trading breakout dengan mekanisme yang sudah diatur dalam rencana trading terkait level support dan resistance.
Ini harus dilakukan dengan mengantisipasi rilis berita yang bisa membuat volatilitas meningkat sehinga memicu trading supaya tereksekusi, atau trader harus merubah posisi supaya lebih dekat dengan profit target yang sudah ditetapkan.
Menggunakan Oscillator Dengan Analisa Fundamental
Oscillator sudah sering dimanfaatkan sebagai bagian alat teknikal, biasanya untuk melihat kondisi jual beli jangka pendek yang berlebihan dalam market. Pada chart di atas, grafik sudah dilengkapi dengan RSI yang merupakan salah satu indikator teknikal.
Chart juga menampilkan rilis berita NFP, yang merupakan satu di antara banyak indikator fundamental paling signifikan dalam sejarah forex. Figur NFP ternyata masih lebih rendah daripada yang diperkirakan sehingga menyebabkan USD melemah karena terdorong pergerakan bullish yang menguat.
Saat NFP akan dirilis dan trader berekspektasi lebih rendah dari perkiraan yang didasarkan pada event ekonomi, maka artinya adalah bahwa EUR/USD bisa menjadi lebih cair sehingga menghadirkan peluang menjual atau membeli lebih baik lagi. Oscillator selanjutnya bisa membantu menemukan waktu tepat untuk keluar masuk trading.
Pemilihan Sesi Trading
Secara fungsinya, analisa teknikal lebih mampu melihat waktu trading secara spesifik, meski hanya dalam lingkup lebih sempit. Jika dikaitkan dengan aspek forex yang lebih luas, analisa fundamental bisa menjadi alat bantu konfirmasi untuk memilih waktu trading.
Terdapat tiga sesi trading terbesar saat ini, yaitu sesi Asia, sesi London, dan sesi Amerika. Tiap market besar bisa menghadirkan perilaku unik tersendiri, dan punya tendensi tertentu yang memungkinkan trader mengeksekusi strategi secara efektif di market berbeda.
Kuncinya jelas terletak pada bagaimana trader mampu mengkombinasi analisa fundamental dan teknikal. Karena tiap market punya karakteristik berbeda, satu jenis analisa saja tak cukup untuk dijadikan pedoman. Memadukan dua jenis analisa sangat disarankan dalam hal ini.
Meskipun market forex menyediakan likuiditas tinggi untuk semua aset yang ditawarkan, tapi ada periode tertentu di mana volatilitas terjadi secara konstan, sedang diperiode lain menurun. Jika ingin menganalisa dari dalam market, analisa teknikal lebih bisa diandalkan.
Tapi jika ingin mencari penyebab dari luar market yang punya kaitan dengan harga, analisa fundamental jauh lebih mumpuni. Ini karena analisa fundamental mencari faktor di luar market yang jadi penyebab volatilitas naik turun. Bisa jadi penyebabnya terkait suku bunga, atau faktor lain di luar market.
Trader juga harus memahami perbedaan waktu antar sesi trading forex sehingga mendapat informasi lebih yang nantinya membantu saat merencanakan strategi. Sesi trading berbeda menghadirkan tingkat volatilitas berbeda, dan analisa teknikal mampu mengukur kekuatannya.
Jika dilihat dari kacamata teknikal, sesia Asia punya tendensi untuk menahan garis support dan resistance. Sesi London dikenal dengan pergerakan transaksi yang cenderung cepat dan volume trading yang tinggi, sedikit berbeda dengan sesi Amerika yang menawarkan periode likuid paling banyak.
Dengan informasi dasar semacam ini, trader harus mampu mengambil manfaat melalui penerapan berbagai analisa. Market forex selalu bergerak dinamis selama sesi trading berlangsung, dan adalah suatu keharusan bagi trader untuk melihat peluang dari laju market yang begitu dinamis ini.