3 Jenis Moving Average dan Cara Menggunakannya
Moving average dapat dipakai sebagai indikator teknikal yang
bisa menunjukkan rata-rata kekuatan harga yang bergerak dalam periode waktu
tertentu. Secara fungsi, moving average bisa memberikan sinyal trading dan menampilkan
informasi tren, termasuk jika terjadi tren pembalikan arah.
Ada beberapa jenis moving average, dan tiap jenis punya
fungsi spesifik. Moving average ditampilkan dalam satu garis yang akan membantu
trader mengetahui ke arah mana harga akan bergerak. Indikator ini sangat
berguna terutama untuk memprediksi arah pergerakan market.
Simple moving average
Secara fungsi, simple moving average (SMA) digunakan untuk
menghitung harga rata-rata n terakhir. N yang dimaksud mewakili periode yang
ingin dibuat rata-rata. Jika dibuat formula maka akan menjadi:
Simple moving average = (P1 + P2 + P3 + P4) / n
Sebagai contoh, empat periode SMA dengan harga 1.2640,
1.2641, 1.2642, dan 1.2641, akan menghasilkan pergerakan rata-rata 1.2641 jika
dihitung dengan formula di atas. Itu berarti 1.2640 + 1.2641 + 1.2642 + 1.2641
/ 4 = 1.2641.
Meski mengetahui cara menghitung itu penting untuk tiap
trader, tapi platform trading yang dipakai bisa menghitung secara otomatis.
Cukup pilih indikator SMA dari daftar yang ada, terapkan ke chart, dan
sesuaikan jumlah periode yang diinginkan. Lakukan penyesuaian di menu setting dari
platform trading, atau bisa juga dengan melakukan klik double di indikator
langsung.
Keunggulan dari indikator SMA yaitu sangat presisi. Nilai
SMA sama dengan harga rata-rata dari jumlah periode dalam hitungan SMA.
Kebanyakan nilai SMA yaitu 8, 20, 50, 100, dan 200. Untuk contohnya, jika
menggunakan SMA periode 100, maka nilai SMA terbaru yang ada di chart adalah
harga rata-rata dari harga bar dalam periode 100.
Exponential moving average
Sederhananya, exponential moving average (EMA) adalah berat
rata-rata dari harga n terakhir, di mana angka berat ini meningkat rata-rata daripada
periode sebelumnya. Dengan kata lain, hasil yang didapat dari kalkulasi EMA menjelaskan
bahwa harga terbaru akan lebih berat daripada sebelumnya.
Exponential moving average = (harga terakhir – EMA sebelumnya) x (2 /
n+1) + EMA sebelumnya
Sebagai contoh, empat priode EMA dengan harga 1.5554,
1.5555, 1.5558, dan 1.5560, akan menghasilkan nilai 1.5558 dari formula di
atas. Hitungannya adalah (1.5560 – 1.5558) x (2/5) + 1.5558 = 1.5558.
Sama halnya dengan SMA, platform trading yang digunakan bisa
otomatis menghitung. Tinggal pilih indikator EMA dari daftar indikator, lalu
masuk pengaturan dan sesuaikan berapa banyak periode yang ingin dihitung,
misalnya 15, 50, atau 100.
Indikator EMA lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan
harga dibanding indikator SMA. Sebagai contoh, saat harga berbalik arah, EMA
akan berbalik arah secepat mungkin daripada SMA. Ini karena formula indikator
EMA lebih menitik beratkan pada harga terbaru daripada harga sebelumnya.
Weighted moving average
Fokus indikator weighted moving average (WMA) yaitu pada
berat rata-rata dari harga n terakhir, di mana berat menurun daripada harga
sebelumnya. Cara kerjanya hampir sama dengan indikator EMA, tapi cara
menghitungnya sama sekali berbeda.
Weighted moving average = (harga x faktor pemberat) + (harga sebelumnya
x faktor pemberat – 1)
WMA memiliki berat berbeda yang didasari pada jumlah periode
yang digunakan dalam hitungan. Jika ingin mencari berat rata-rata dari empat
periode harga berbeda, maka hitungan berat terbaru menjadi 4/10, periode
sebelumnya punya berat 3/10, periode berat sebelumnya lagi 2/10, dan seterusnya.
Angka 10 didapat secara acak. Jika mengambil contoh 4/10
misalnya, harga terbaru akan dihitung 40% dari nilai WMA. Sedang harga tiga
periode sebelumnya hanya dihitung 10% dari nila WMA. Untuk contoh jelasnya, harga
terbaru yaitu 90, 89, 88, dan 89. Dengan formula di atas hitungannya adalah (90
x (4/10)) + (89 x (3/10)) + (88 x (2/10)) + (89 x (1/10)) = 36 + 26,7 + 17,6 +
8,9 = 89,2.
Trading dengan moving average
Indikator moving average bisa dimanfaatkan menganalisa
market dan sinyal trading. Untuk analisa, moving average membantu menyoroti
tren. Saat harga ada di atas moving average, ini menunjukkan kalau harga yang
ditransaksikan lebih tinggi dari rata-rata, dan mengkonfirmasi kalau tren
sedang naik.
Saat harga ada di bawah moving average, ini menginformasi
kalau harga sedang ditransaksikan lebih rendah dari rata-rata saat periode
analisa dilakukan. Situasi ini mengkorfirmasi kalau tren menurun sedang
terjadi.
Saat harga naik ke atas melewati moving average, ini
menandakan kalau harga relatif menguat dibanding sebelumnya, karena harga
terbaru lebih tinggi daripada moving average. Jika harga turun melewati moving
average, ini tanda kalau harga makin lemah daripada harga sebelumnya.
Moving average jangka pendek dan jangka panjang, 20 dan 50
periode misalnya, bisa dimasukkan ke dalam chart secara berkelanjutan. Saat
moving average 20 periode melewati atas 50 periode, ini indikasi kalau harga
jangka pendek sedang mengalami momentum naik. Jika 20 periode moving average
melewati bawah periode 50, ini memberi indikasi kalau momentum harga jangka
pendek sedang mengarah turun.