11 Pilihan Indikator Teknikal Paling Populer Untuk Trading
Indikator teknikal dalam forex mempunyai fungsi penting. Saking pentingnya, tanpa memakai indikator, trading hanya akan berakhir gagal. Di antara fungsi utama indikator yaitu untuk mengamati tren, melihat pergerakan harga, menghitung volatilitas, juga menentukan level support dan resistance.
Yang juga termasuk indikator teknikal yaitu chart. Untuk menganalisa suatu chart, dibutuhkan semacam platform charting atau software trading. Di dalam platform inilah indikator teknikal biasanya disimpan dan digunakan, terutama untuk menganalisa market sebagai persiapan membuka trading.
Ada begitu banyak indikator dalam platform trading, dan mencoba mempelajari semua indikator tersebut tampaknya bukan tugas yang mudah. Hanya ada beberapa jenis indikator yang benar-benar layak diandalkan sehingga cukup populer, dan trader sebaiknya fokus pada beberapa jenis tersebut.
Indikator Tren
#1. Moving average
Moving average (MA) merupakan alat teknikal yang memberi tahu nilai rata-rata dari harga suatu mata uang untuk periode tertentu. Karena fungsi utamanya yang demikian, trader akan terbantu mendapat indikasi lebih jelas tentang arah pergerakan mata uang berikutnya.
Indikator MA dengan mudah menunjukkan pergerakan naik, turun, atau ke samping (sideway). Terdapat banyak variasi dari MA yang bisa dipilih trader sesuai fungsinya, dan dua yang paling populer yaitu simple moving average (SMA) dan exponential moving average (EMA).
#2. Ichimoku
Ichimoku termasuk indikator untuk melihat tren dengan cara yang kompleks, meski sebenarnya lebih sederhana saat dioperasikan daripada yang terlihat. Indikator asal Jepang ini didesain untuk berdiri sendiri dan mampu menunjukkan tren saat ini, juga menampilkan level support dan resistance.
Indikator ichimoku berguna untuk mengingatkan trader jika tren berpeluang berbalik arah. Mungkin agak sulit menjalankan indikator ini saat pertama kali karena pengaturannya yang sedikit rumit, tapi banyak yang menilai bahwa ichimoku merupakan indikator tercepat untuk melihat perilaku market.
#3. Average direction index
Indikator average direction index (ADX) punya metode berbeda saat menganalisa tren market. Indikator ini tak akan mengatakan secara gamblang apakah market sedang dalam kondisi tren naik atau tren menurun, tapi hanya mengatakan bahwa market sedang dalam periode tren atau range.
Meski indikator ADX dinilai punya kemampuan yang serba terbatas, tapi indikator ini dianggap sebagai filter yang sempurna jika dikaitkan dengan strategi trading range atau trading tren. Caranya yaitu dengan memastikan trading dengan berdasarkan kondisi market saat ini.
Oscillator
#4. Relative strength index
Relative strength index (RSI) tak perlu diragukan lagi merupakan jenis oscillator paling populer untuk trading forex. Salah satu komponen terbesar dalam formulanya yaitu mampu memberi tahu rasio antara rata-rata profit dan rata-rata kerugian di atas periode 14.
RSI menggunakan angka 0-100, dan market bisa dikategorikan overbought jika menunjukkan angka di atas 70 dan masuk kategori oversold jika di bawah 30. Trader umumnya akan menjual jika angka 70 terlewati dari atas dan membeli saat angka 30 terlewati dari bawah.
#5. Stochastic
Stochastic menawarkan pendekatan berbeda untuk trader dalam menghitung tren harga dengan melihat seberapa jauh harga sekarang dari titik terendah terbawah dari sejumlah periode. Jarak ini lalu dibagi dengan perbedaan antara harga tertinggi dan terendah dengan jumlah periode yang sama.
Garis yang terbentuk (%K) lalu digunakan untuk menghitung moving average (%D) yang lalu ditempatkan langsung di atas %K. Hasilnya yaitu berupa dua garis pergerakan antara 0-100, dengan overbought di level 80 dan oversold di 20. Trader harus menunggu dua garis tersebut bersilangan dari area overbought dan oversold sebelum menempatkan trading.
#6. Commodity channel index
Commodity channel index (CCI) sangat berbeda dari kebanyakan jenis oscillator lain. Dalam CCI tak ada batasan tentang seberapa tinggi atau seberapa rendah suatu pergerakan. Oscillator ini menggunakan angka 0 sebagai titik pusat dengan overbought dimulai dari +100 dan oversold mulai angka -100.
Trader bisa mengambil posisi jual jika harga menembus di bawah +100 dan membeli jika poin menembus angka -100. Meski pengoperasian oscillator ini terbilang cukup mudah, tapi masih belum terlalu banyak trader yang memanfaatkan alat teknikal untuk trading.
#7. Moving average convergence/divergence
Oscillator moving average convergence/divergence (MACD) akan menyoroti perbedaan antara dua garis EMA, yaitu garis EMA 12 dan EMA 26. Perbedaan antara dua garis EMA tersebut lalu digambarkan pada chart turunan (disebut garis MACD), dengan EMA 9 digambar langsung di atas garis tersebut (disebut garis sinyal).
Trader bisa mencari posisi beli saat garis MACD bergerak melewati garis sinyal, sedang posisi jual saat garis MACD menembus di bawah garis sinyal. Selain itu, ada juga peluang profit dengan trading divergence di antara MACD dan harga.
Volatilitas
#8. Bollinger band
Bollinger band menampilkan tiga garis berbeda secara langsung di dalam chart. Garis paling tengah merupakan SMA periode 20, sedang garis atas dan bawah terbentuk dari dua standar deviasi di atas dan di bawah MA periode 20. Artinya, makin tinggi volatilitas mata uang, makin lebar garis atas bawah.
Bollinger band punya kemampuan untuk dipakai secara universal pada semua mata uang, tak masalah bagaimana performa mata uang tersebut. Makin lebar garisnya, makin tinggi volatilitas mata uang. Bollinger band seringnya digunakan untuk trading double top/bottom dan trading bounce off.
#9. Average true range
Average true range (ATR) akan memberi tahu trader tentang jarak rata-rata antara harga tertinggi dan terendah dari sejumlah periode bar, umumnya 14 bar. Indikator teknikal ini akan merepresantasikan dalam pip saat nilai ATR tertinggi sudah tersentuh.
Jadi, makin tinggi volatilitas suatu mata uang, makin cepat ATR memberi hasil, dan sebaliknya. Inilah yang membuat ATR dinilai sebagai alat teknikal yang sempurna untuk mengukur volatilitas market. Selain itu ATR bisa memberi bantuan besar saat memilih lokasi order stop-loss.
Support dan Resistance
#10. Pivot point
Menjadi salah satu indikator teknikal tertua, pivot poin termasuk satu jenis yang paling banyak dipakai dalam market apapun. Selain dalam forex, pivot poin sering dipakai di market ekuitas, komoditas, dan lainnya. Pivot poin dihasilkan dengan menghitung harga tinggi, rendah, dan penutupan dari periode sebelumnya.
Terdapat satu garis tengah pivot, lalu diapit oleh satu garis support dan satu resistance di tiap sisi. Trader bisa memanfaatkan garis ini sebagai level support dan resistance yang sangat potensial, level di mana harga kesulitan untuk terus bergerak menembus batas.
#11. Donchian channel
Channel harga atau donchian channel merupakan garis atas dan bawah dari pergerakan harga terbaru yang menunjukkan harga tertinggi dan terendah dalam periode waktu tertentu. Garis tersebut lalu bisa dimanfaatkan sebagai support dan resistance jika harga bergerak menyentuhnya.
Pemanfaatan donchian channel seringnya untuk trading breakout yang searah dengan garis tren secara keseluruhan. Strategi ini dikembangkan oleh Richard Dennis yang dikenal sebagai trader turtle, yang pada awalnya sering dimanfaatkan untuk trading futures berdasarkan channel harga yang berkembang.
0 Response to "11 Pilihan Indikator Teknikal Paling Populer Untuk Trading"
Posting Komentar